6 Macam Media Sosialisasi

Media sosialisasi sangat berperan dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Macam-macam media sosialisasi adalah keluarga, kelompok bermain/teman sepermainan/teman sebaya, sekolah, lingkungan kerja, media massa, dan organisasi. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing media sosialisasi. Langsung saja kita simak yang pertama:
(Merupakan bagian dari materi tentang sosialisasi dan pembentukan kepribadian)

1. Keluarga

Keluarga adalah media awal dari suatu proses sosialisasi. Begitu seorang bayi dilahirkan, ia sudah berhubungan dengan kedua orangtuanya, kakak-kakaknya, dan mungkin dengan saudara-saudaranya.
Sebagai anggota keluarga yang baru dilahirkan, ia sangat tergantung kepada perlindungan dan bantuan anggota keluarganya. Proses sosialisasi awal ini dimulai dengan proses belajar menyesuaikan diri dan mengikuti setiap apa yang diajarkan oleh orang-orang sekitar lingkungan keluarganya, seperti cara makan, berbicara, berjalan, hingga belajar bertindak dan berperilaku. Melalui lingkungan keluarga itulah anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup sehari-hari. Hubungan individu di masyarakat sangat dipengaruhi keluarga, karena keluarga memiliki peranan sebagai berikut:
  1. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang utama dan utama dibandingkan dengan lembaga pendidikan manapun.
  2. Keluarga merupakan kelompok pergaulan hidup manusia dengan volume terkecil dan kadar tertinggi.
  3. Keluarga merupakan mata rantai untuk hubungan jasmani dan rohani manusia yang berlawanan jenis.
  4. Keluarga merupakan mata rantai dalan regenerasi dan pewarisan budaya.
Dalam keluarga, orangtua mencurahkan perhatian untuk mendidik anak agar anak tersebut memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik melalui penanaman disiplin sehingga membentuk kepribadian yang baik bagi si anak. Oleh karena itu, orangtua sangat berperan untuk:
  1. Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar sehingga anak tidak merasa tertekan jiwanya.
  2. Mendorong agar anak dapat membedakan antara perilaku benar dan salah, baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, dan sebagainya.
  3. Memberikan contoh perilaku yang baik dan pantas bagi anak-anaknya.
Sebagai media sosialisasi, keluarga pun memiliki peranan untuk menghambat proses sosialisasi. Keluarga yang memiliki kendala-kendala akan memengaruhi sikap dan keprbadian anggota keluarganya, yaitu:
  1. Keluarga modern merupakan kesatuan konsumtif, sehingga hubungan antarindividu dalam keluarga menjadi sangat berkurang.
  2. Keluarga sebagai lembaga (institute) sudah berubah menjadi keluarga yang bersifat persekutuan (companionship) yang sangat longgar ikatannya.
  3. Semakin banyak keluarga yang hidup terpisah dan meningkatnya perceraian, sehingga longgar intensitas interelasi sosialnya.
Apabila terjadi suatu kondisi yang berlainan dengan hal di atas, maka anak-anak akan mengalami kekecewaan. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa hal berikut:
  1. Orangtua kurang memperhatikan anak-anaknya, terlalu sibuk dengan kepentingan-kepentingannya sehingga anak merasa diabaikan. Hubungan anak dengan orangtua menjadi renggang, padahal anak sangat memerlukan kasih sayang mereka.
  2. Orangtua terlalu memaksakan kehendak dan gagasannya kepada anak dengan ancaman dan sanksi yang dirasakan anak cukup berat sehingga jiwa anak menjadi tertekan.
Keseluruhan sistem belajar mengajar sebagai bentuk sosialisasi dalam keluarga bisa disebut sistem pendidikan keluarga. Sistem pendidikan keluarga dilaksanakan melalui pola asuh, yaitu suatu pola untuk menjaga, merawat, dan membesarkan anak. Pola ini tentu saja tidak dimaksudkan pola mengasuh anak yang dilakukan oleh perawat atau baby sitter, seperti yang sering dilakukan oleh kalangan keluarga elite/kaya di kota-kota besar.
Pola mengasuh anak di dalam keluarga sangat dipengaruhi oleh sistem nilai, norma, dan adat istiadat yang berlaku pada masyarakat setempat. Jadi, kepribadian dan pola perilaku yang terdapat pada berbagai masyarakat suku bangsa sangat beragam coraknya.

2. Kelompok Bermain

Dalam istilah sosiologi, kelompok bermain disebut juga dengan peer group. Pada usia anak-anak, kelompok bermain mancakup teman-teman tetangga, keluarga, dan kerabat. Dalam teman sebaya tersebut memiliki 4 ciri - ciri, yaitu
  1. Terdiri dari 2 orang atau lebih
  2. Saling memberitahu atau mengajari antar orang
  3. Dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar
  4. Semua orang tersebut adalah teman dekat atau sudah akrab
Pada usia remaja, kelompok sepermainan berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkembangan itu antara lain disebagbkan karena bertambahnya luasnya ruang lingkup pergaulan remaja, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Teman dan persahabatan merupakan pengelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang berhubungan relatif akrab satu sama lain.
Peranan positif kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak, antara lain sebagai berikut:
  1. Rasa aman dan rasa dianggap penting dalam kelompok akan sangat berguna bagi perkembangan jiwa anak.
  2. Perkembangan kemandirian remaja tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan.
  3. Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, gembira, dan sebagainya yang mungkin tidak didapatkan di rumah.
  4. Melalui interaksi dalam kelompok, remaja dapat mengembangkan berbagai keterampilan sosial yang berguna bagi kehidupannya kelak.
  5. Pada umumnya, kelompok persahabatan mempunyai pola perilaku dan kaidah-kaidah tertentu yang mendorong remaja untuk bersikap lebih dewasa.
Selain memberikan dampak positif, kelompok sosial ini juga dapat memberikan dampak negatif terhadap individu atau anggota kelompok. Pengaruh negatif itu diantaranya:
  1. Pembentukan kelompok sosial yang terjadi karena adanya kesamaan kepribadian dan kepentingan akan menimbulkan eksklusifisme kelompok.
  2. Penyimpangan tata nilai dan norma yang dianut oleh anggota kelompok.
Di antara kelompok persahabatan, adakalanya terbentuk suatu kelompok remaja yang dikenal dengan sebutan geng. Tak jarang antara satu geng yang satu dengan yang lain terjadi persaingan sehingga berlanjut dengan perkelahian atau tawuran. Bahkan, ada juga geng yang terlibat penggunaan narkoba. Oleh karena itu, tak heran jika geng sering dikonotasikan sebagai kelompok persahabatan yang negatif. Akan tetapi, ada juga geng yang dapat mengembangkan dasar-dasar kepribadian yang sifatnya positif bagi anggotanya, yaitu sebagai berikut:
  1. Mengembangkan ketrampilan berorganisasi dan kepemimpinan.
  2. Menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial.
  3. Rela berkorban untuk sesama anggota kelompok sehingga timbul rasa solidaritas.
  4. Menyalurkan semangat patriotisme.
Geng adalah kelompok remaja yang terkenal karena kesamaan latar belakang sosial, sekolah, daerah, dan sebagainya. Klik adalah kelompok kecil tanpa struktur formal yang mempunyai pandangan atau kepentingan bersama.

3. Lingkungan Sekolah

Di lingkungan sekolah, seseorang mempelajari hal-hal baru yang belum pernah mereka temukan, baik di lingkungan keluarga maupun kelompok bermain. Pendidikan formal mempersiapkan seorang anak menguasai peranan-peranan baru di kemudian hari, manakala tidak lagi tergantung pada orangtuanya. Apabila seorang anak memasuki lingkungan sekolah, maka secara resmi ia menjadi anggota kelompok formal yang terikat aturan-aturan resmi dan dihadapkan pada norma-norma yang diikuti secara teratur dengan sanksi tertentu. Norma-norma sekolah harus dijalankan penuh disiplin, misalkan ketepatan waktu masuk sekolah, waktu belajar, waktu pulang, dan ketertiban berpakaian. Selain mengenal peraturan sekolah, anak juga dibimbing untuk mengenal aturan-aturan dalam kehidupan masyarakat.
Menurut Horton, fungsi nyata dari pendidikan yaitu:
  1. Sebagai modal penting dalam menentukan mata pencaharian.
  2. Dapat mengembangkan potensi demi pemenuhan kebutuhan pribadi dan pengembangan masyarakat.
  3. Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
  4. Membentuk kepribadian.

4. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang besar pada pembentukan kepribadian seseorang. Pengaruh dari lingkungan kerja tersebut pada umumnya mengendap dalam diri seseorang dan sukar sekali untuk diubah, apalagi jika yang bersangkutan cukup lama bekerja di lingkungan tersebut. Seseorang yang cukup lama bekerja di lingkungan kerja tertentu, kemudian pindah ke lingkungan kerja yang lain, maka dia akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan kerjanya yang baru.
Lingkungan kerja memiliki berbagai macam diantaranya yaitu:
  1. Pegawai negeri atau sipil, adalah pekerjaan yang ditekankan kepada pemerintah dan memiliki tanggung jawab kepada pekerjaan dan pemerintah.
  2. Pegawai swasta, adalah pekerjaan yang memiiki kebebasan tetapi memiliki peraturan yang tegas. Pegawai swasta adalah pekerjaan yang tidak terikat oleh pemerintah
  3. Militer dan polri, adalah pekerjaan yang bertugas mengawasi lingkungan di sekitar daratan, lautan dan udara. Militer dan polri merupakan salah satu alat pengawasan bagi negara dan memiliki tanggung jawab yang besar atas pengawasannya. Militer dan polri pun memiliki tanggung jawab kepada pemerintah.
  4. Pendidikan, adalah pekerjaan yang bertugas mendidik siswa siswi di sekolah. Pendidikan memiliki lembaga yang disebut dengan depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional). Oleh sebab itu, pendidikan pun dipusatkan pada pemerintah.
Pekerjaan yang memiliki hubungan kepada negara atau pemeritah, memiliki batas pekerjaan yang disebut pensiun. Pensiun adalah penghargaan  atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja pada dinas pemerintah.

5. Media Massa

Media massa yang terdiri dari media cetak (surat kabar dan majalah) maupun elektronik (radio, televisi, dan internet) merupakan alat komunikasi yang dapat menjangkau masyarakat secara luas. Media massa diidentifikasikan sebagai media sosialisasi yang berpengaruh terhadap perilaku khalayaknya.
Pesan yang ditayangkan melalui media elektronik dapat mengarahkan khalayak ke arah perilaku prososial maupun antisosial. Penayangan film-film yang menonjolkan kekerasan dianggap sebagai suatu faktor yang mendorong perilaku agresif pada anak-anak yang menontonnya. Demikian juga penayangan adegan-adegan yang berbau p0rnografi di layar televisi sering dikaitkan dengan perubahan moralitas serta peningkatan pelanggaran susila dalam masyarakat.
Iklan yang ditayangkan melalui media massa mempunyai potensi untuk mengubah pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat. Media massa pun sering digunakan untuk memengaruhi dan membentuk pendapat umum. Di banyak negara, termasuk Indonesia, televisi juga dimanfaatkan untuk menayangkan siaran-siaran pendidikan.

6. Organisasi

Organisasi adalah pembentukan suatu kelompok yang memiliki tujuan khusus. Kemunculan suatu organisasi ditandai dengan aturan-aturan formal dan hubungan kewenangan. Dalam organisasi ada yang di sebut partisipasi. Partisipasi adalah keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan. Didalam organisasi memiliki 3 unsur yaitu:
  1. Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
  2. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.
  3. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.
Sebuah organisasi memiliki 6 jenis. Diantaranya yaitu pikiran, tenaga, pikiran, keahlian, barang dan uang. Dari ke 6 jenis tersebut diperlukan untuk menjalankan suatu organisasi. Organisasi pun ada hubungannya dengan uang karena uang termasuk sumber pemuas kebutuhan seseorang.
Dalam memasuki suatu organisasi, seseorang harus memenuhi 7 syarat, Yaitu
  • Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahamai pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta.
  • Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif.
  • Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.
  • Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator
  • Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil
  • Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Menetapkan Tujuan Organisasi Tujuan membantu menentukan organisasi Anda, memberikan arah dan menghindari kekacauan. Tujuan dapat membantu memotivasi anggota dengan mengkomunikasikan apa organisasi ini berjuang untuk serta menyediakan dasar mengakui prestasi dan keberhasilan. Organisasi yang tujuan yang ditetapkan lebih efektif dalam merekrut anggota. Ada tiga tingkatan organisasi mendefinisikan’s prioritas Anda:
  1. Tujuan atau Misi adalah umum, pernyataan luas yang menceritakan mengapa organisasi Anda ada: biasanya tidak berubah dari tahun ke tahun dan sering pernyataan pertama dalam konstitusi Anda.
  2. Tujuan adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang organisasi Anda ingin capai, yang berasal dari Anda tujuan atau misi. Tujuan adalah ujung ke arah mana usaha Anda akan diarahkan dan sering berubah dari panjang untuk istilah atau tahun ke tahun, tergantung pada sifat kelompok.
  3. Tujuan adalah deskripsi dari apa yang harus dilakukan, berasal dari tujuan; spesifik yang jelas laporan tugas terukur yang akan dicapai sebagai langkah ke arah mencapai tujuan Anda. Mereka bersifat jangka pendek dan memiliki batas waktu.
Jika sudah memenuhi ke 6 syarat tersebut, seseorang dapat membentuk sebuah organisasi dan organisasi tersebut memiliki manfaat besar. Bentuk bentuk organisasi yaitu :
  1. Organisasi politik : PDI, PKB,dll
  2. Organisasi sosial : LSM, PMI,
  3. Organisasi mahasiswa : himpunan mahasiswa, dewan perwakilan mahasiswa, dll
  4. Organisasi olahraga : fifa, pssi, LPI, PHSI
  5. Organisasi sekolah : osis dan IRMA atau DKM
  6. Organisasi negara : OPEC, asean, OPEC, UNESCO, dll
Didalam organisasi pun memiliki aturan aturan norma yang sangat penting untuk menjaga berdirinya organisasi tersebut. Sebuah organisasi harus taat dan patuh terhadap norma norma yang berlaku, yaitu norma tata cara, kesusilaan dan hukum. Norma tersebut dapat menjadi pedoman dan pengatur jalannya suatu organisasi. Namun, apabila suatu organisasi melanggar norma tersebut, organisasi pun dapat berjalan tidak teratur dan dapat mengakibatkan kehancuran. Faktor penyebab kehancuran suatu organisasi yaitu:
  1. Tidak memiliki nilai & visi,tanpa ada hal itu suatu organisasi akan rusak. tanpa ada nilai & visi yang jelas suatu organisasi akan tidak perlu di bentuk
  2. Tidak memiliki misi yang tepat
  3. Melanggar norma. Dengan tidak mematuhi ketiga norma di atas, suatu organisasi dapat menimbulkan konflik dengan organisasi yang lainnya.
  4. Profesionaisme. Dalam suatu organisasi, profesional sangat dibutuhkan karena jika suatu organisasi tidak bersikap profesional maka akan terjadi kesalahan di setiap anggota.


Semoga bermanfaat,
Tetap Semangat! | Materi Pelajaran
LihatTutupKomentar