Sosiologi Komunikasi (Artikel Lengkap)

Sosiologi komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang ilmu komunikasi dari sudut sosiologis. Dalam sosiologi komunikasi ini membahas tentang tinjauan sosiologis terhadap komunikasi baik sebagai aktivitas sosial, interaksi sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok- dengan kelompok maupun efek sosial dari komunikasi dalam masyarakat tersebut.

1. Pengertian Sosiologi Komunikasi

dahulu mengenai konsep-konsep penting yang berhubungan dengan sosiologi komunikasi adalah konsep sosiologi, masyarakat dan komunikasi. Sosiologi. Konsep-konsep tersebut merupakan konsep penting yang kemudian melahirkan studi-studi integratif serta terkait satu sama lain sehingga melahirkan studi-studi interelasi yang penting untuk dibicarakan disini sekaligus sebagai ruang lingkup dalam studi-studi sosiologi komunikasi.

1.1. Sosiologi

(Selengkapnya baca artikel tentang Sosiologi)

Asal kata Sosiologi adalah berasal dari kata sofie, yaitu bercocok tanam atau bertanam, kemudian berkembang menjadi Socius (bhs. Latin) yang berarti teman, kawan. Bearkembang lagi menjadi kata sosial yang berartiberteman, bersama, berserikat. Kata sosial secara khusus adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu bermaksud untuk mengerti kejadian-kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama.

Dengan kata lain menurut Hassan Shadily, Sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya masyarakatnya ), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya.

Pitirim Sorokin mengemukakan: sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:

  • hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral; hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik dan lain sebaginya);
  • hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial (misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya );
  • ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.

Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok.

William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.

Prof. DR. Selo Soemardjan dalam bukunya Setangkai Bunga Sosiologi mendefinisikan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

(Selengkapnya baca artikel tentang Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli)

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, hubungan antara masyarakat dan akibat dari hubungan tersebut. Karena sosiologi objeknya adalah masyarakat maka cakupan dari objek sosiologi itu adalah individu, kelompok, dan masyarakat. Proses hubungan inilah yang biasa disebut dengan istilah interaksi sosial.

Dengan melihat pengertian sosiologi dan objek sosiologi tersebut maka dapat disimpulkan sosiologi mempunyai fungsi:

  1. Berusaha untuk mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang masyarakat.
  2. Mendapatkan fakta-fakta masyarakat yang mungkin dapat dipergunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan masyarakat.
  3. Sosiologi mempelajari gejala umum yang ada pada interaksi manusia.

1.2. Masyarakat

Menurut Ralph Linton,  masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.

Selo Soemardjan menyatakan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.

Pengertian manusia yang hidup bersama dalam ilmu sosial tidak mutlak jumlahnya, bisa saja dua orang atau lebih, tetapi minimal adalah dua orang. Manusia tersebut hidup bersama dalam waktu cukup lama, dan akhirnya melahirkan manusia-manusia baru yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Hubungan antara manusia itu, kemudian melahirkan keinginan, kepentingan, perasaan, kesan, penilaian dan sebagainya. Keseluruhan itu kemudian mewujudkan adanya system komunikasi dan suatu kesatuan sosial peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut. Dalam system hidup tersebut, maka muncullah budaya yang mengikat antara satu manusia dengan lainnya.

1.3. Komunikasi

(Selengkapnya baca artikel tentang Pengertian Sosiologi Komunikasi)

Berikut adalah pengertian komunikasi menurut beberapa ahli. Beberapa teori yang dikemukakan dalam buku Teori Komunikasi antara lain dari:

  • Anderson: Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku.
  • Margarete Mead: Interaksi, juga dalam tingkatan biologis, adalah salah satu perwujudan komunikasi, karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan kebersamaan tidak akan terjadi.
  • Barnlund: Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
  • Berelson dan Steiner: Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.
  • Onong Uchyana : Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul kepastian, keraguan. Kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.

2. Sejarah Sosiologi Komunikasi

2.1. FIlsafat Sosial

Pada mulanya kajian tentang komunikasi, apalagi ilmu komunikasi adalah sesuatu yg tidak pernah ada dalam khazanah ilmu pengetahuan. Ketika pada mulanya semua masalah manusia masih dalam kajian filsafat, maka komunikasi selain tidak terpikirkan atau belum dipikirkan oleh manusia (laten fenomena).

Pada saat teori sosilogi sedang dibangun, minta terhadap ilmu pengetahuan meningkat pesat, hal itu terjadi tidak saja diperguruan tinggi, namun juga di masyrakat umumnya. Hasil sains termasuk teknologi mendapat apresiasi yang luar biasa di masyarakat. Walaupun dikatakan apresiasi itu berkaitan dengan sukses besar sains fisika, bilogi dan kimia (ritzer, 2004). Perdebatan antara perkembangan sosiologi dan sains pada saat itu menjadi hal yang penting disinggung dalam bagian awal ini untuk mendudukkna persoalan bahwa pada awal perkembangan teori sosiologi, sosiologi dibesarkan oleh minat masyarakat terhadap sains yang menginginkan sosiologi meniru kesuksesan sains atau karena kesuksesan sains pada saat itu yang mengalihkan perhatian masyarakat terhadap sosiologi. Rupanya, pada akhirnya masyarakat kemudian percaya bahwa perkembangan sosiologi disebabkan karena adanya keunggulan pemikiran yang lebih menyukai sosiologi sebagai sains.

Banyak pengamat yang berpendapat bahwa perkembangan teori sosiologi dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran abad pencerahan yang berkembang pada peeriode perkembangan intelektual dan pembahasan pemikiran filsafat yang luar biasa. Pemikiran manusia yang pada awalnya menaruh harapan yang besar terhadap mitos (sebelum yunani kuno atau sebelum 600 SM), logos (yunani kuno atau 600 SM), dogma ( dan kemudian beralih pada logos (pikiran manusia lagi)

2.2 Sosiologi Modern

Persoalan manusia pada akhirnya diatasi filsafat melalui pendekatan filsafat, melalui pendekatan filsafat sosial yang kemudian mampu menjawab persoalan-persoalan: liberalisme, sosialisme, komunalisme dan welfareliberalism, namun untuk menjawab persoalan-persoalan kemasyarakatan lainnya yang lebih konkret, filsafat sosial mengalami hambatan metodelogis. Karena itu banyak persoalan masyarakat lainnya yang lebih kongkret, filsafat sosial mengalami hambatan metodelogis. Karena itu banyak persoalan masyarakat tidak bisa lagi diatasi filsafat sosial yang sifat pendekatannya abstrak dan tidak konkret. Masyarakat membutuhkan jalan keluar dari permasalahan kehidupan mereka yang serba spesifik dan konkret. Dengan demikian, manusia membutuhkan ilmu pengetahuan yang menjebatani filsafat dan manusia. Karena itulah lahir sosiologi sebagai jalan keluar untuk membantu manusia memecahkan persoalan masyarakat.

Orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi adalah auguste comte (1798-1852). Erikson (ritzer,2004: 16) mengatakan bahwa, menurut Erikson bukanlah penemu sosiologi modern, karena selain teori sosiologi konservatif banyak dipelajari oleh gurunya Cloude Henri Saint-Simon(1760-1852), adam smith atau para moralis skotlandia adalah sumber sebenarnya dari sosiologi modern,

Pikiran-pikiran comte juga dipengaruhi oleh pencerahan dan revolusi, ia juga sangat terpengaruh oleh sains sehingga pandangan ilmiahnya memperkenalkan “positivisme” atau “filsafat positif”. Lebih kongkret lai comte mengembangkan fisika sosial yang pada tahun 1839 disebut dengan sosiologi (pickering, 2000 dalam Rizter, 2004: 16). Penggunaan istilah filsafat sosial, pada mulanya comte bermaksud agar sosiologi meniru model hard science. Ilmu baru ini memepelajari social statics ( statistika sosial atau struktur sosial) dan social dynamic (dinamika sosial atau perubahan sosial).

Pikiran-pikiran comte pada waktu itu didasarkan pada pendekatan teori revolusinya dan hukum tiga tingkatan( Rizter, 2004:17) comte mengatakan ada tiga tingkatan intelektual yang harus dilalui kelompok masyarakat, ilmu pengetahuan, individu, atau bahkan pemikiran masyarakat dan dunia sepanjang. sejarahnya pertama, tahap teologis Yang menjadikan karakteristik dunia sebelum era 1300. Dalam tahapan ini sistem gagasan utama menekankan pada keyakinan bahwa kekuatan adikodrati, tokoh agama dan keteladanan kemanusiaan menjadi dasar segala hal. Dengan demikian, dunia sosial dan alam fisika adalah ciptaan tuhan. Kedua, tahap metafisika yang terjadi antara 1300-1800. Era ini ditandai dengan keyakinan bahwa kekuatan abstraklah yang menerangkan segala sesuatu, bukanlah para dewa. Dengan demikian pandangan terhadap ciptaan tuhan mengalami degradasi kekuasaan dihadapan manusia. Ketiga tahun 1800 dunia memasuki tahap positivistik yang ditandai oleh keyakinan terhadap sains. Manusia mulai cenderung menghentikan penelitian terhadap kecenderungan penyebab absolut (tuhan atau alam) dan memusatkan perhatian pada pengamatan terhadap alam fisik dan dunia sosial guna mengetahui hukum-hukum yang mengaturnya.

Orang lain yang berjasa pada awal perkembangan sosiologi adalah Emile Durkheim (1858-1917). Karya-karya Durkheim masih diwariskan oleh pandangan pencerahan pada sains dan reformasi sosial. Pandangannya tentang faktor-faktor sosial menjadi dasar bagi sosiologi untuk mengkaji pandangan tentang apa sebenarnya fakta sosial itu. Dalam bukunya yang berjudul The Rule of Sosiological Method (1895/1982) Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari fenomena penting dalam kehidupan manusia dalam dunianya yaitu fakta-fakta sosial. Ia memendang bahwa fakta sosial adalah sebagai kekuatan (force) dan struktur yang bersifat eksternal yang memaksa individu . memlalui karyanya yang lain, yaitu Suicide (1897/1951) Durkheim mencoba menguji pandangan sosiologisnya tentang hubungan sosial dan fakta sosialnya (Rizter, 2004:21).

Melalui The Rule of sociological Method Durkhaim membedakan dua tipe fakta sosial, yaitu fakta sosial materiil dan fakta sosial nonmateriil (kultur, institusi sosial) ketimbang membahas fakta sosial materiil (birokrasi, hukum). Walaupun dia membahasnya secara bersama-sama namun Durkheim lebih banyak menyoroti fakta sosial non materiil ketimbang fakta sosial materiil.

Dalam hal agama Durkheim berpandangan bahwa agama adalah salah satu fakta sosial non materiil. Melalui karyanya yang terakhir, The Elementary Forms of Religious Life (1912/1965), ia membahas masyarakat primitif untuk menemukan akar agama. Ia yakin akan menemukan akar agama dengan jalan membandingkan masyarakat primitif yang sederhana ketimbang mencarinya di dalam masyarakat modern yang kompleks. Temuannya, bahwa sumber agama adalah masyarakat itu sendiri.

2.3. Lahirnya Sosiologi Komunikasi

(Selengkapnya baca artikel tentang Lahirnya Sosiologi Komunikasi)

Asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran Karl Marx, dimana Marx sendiri adalah masuk sebagai pendiri sosiologi yang beraliran jerman sementara Claude Henry Saint-Simon, Auguste Comte, dan Emile Durkheim merupakan nama-nama para ahli sosiologi yang beraliran Perancis.

Sejarah sosiologi komunikasi menempuh dua jalur. Kajian dan sumbangan pemikiran Auguste Comte, Talcott Parson dan Robert K. Merton merupakan sumbangan paradigma fungsional bagi lahirnya teori-teori komunikasi yang beraliran struktural fungsional. Sedangkan sumbangan-sumbangan pemikiran Karl Marx dan Habermas menyumbangkan paradigma konflik bagi lahirnya teori-teori kritis dalam kajian komunikasi.

Sosiologi sejak semula telah menaruh perhatian pada masalah-masalah yang ada hubungan dengan interaksi sosial antara seseorang dan orang lainnya. Apa yang disebut oleh Comte dengan ”Social Dynamic”, kesadaran Kolektif” oleh durkheim dan interaksi Sosial Oleh Marx serta ”tindakan komunikatif” dan ”teori komunikasi” oleh Habernas adalah awal mula lahirnya perspektif sosiologi komunikasi. Bahkan melihat kenyataan semacam itu, maka sebenarnya gagasan-gagasan perspektif sosiologi komunikasi telah ada bersamaan dengan lahirnya sosiologi itu sendiri baik dalam perspektif struktural fungsional maupun dalam perspektif konflik.

Di bawah ini kita bisa lihat aliran pemikiran dalam paradigma sosiologi komuniksi komunikasi, dimana sosiologi sendiri sebenarnya telah mengkaji maslah komunikasi secara tidak langsung dalam teori-teorinya.

 adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang ilmu komunikasi dari sudut sosiologis Sosiologi Komunikasi (Artikel Lengkap)Jenis-Jenis Sosiologi Komunikasi)

Komunikasi di dalam masyarakat dibagi atas 5 jenis:

  1. Komunikasi individu dengan individu (komuniksi antar pribadi)
  2. Komunikasi kelompok
  3. Komunikasi organisasi
  4. Komunikasi sosial
  5. komunikasi massa

Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium). Contohnya kegiatan percakapan surat menuyurat pribadi. Fokus pengamatannya adalah bentuk-bentuk dan sifat-sifat hubungan, percakapan, interaksi dan karakteristik komunikator.

Komunikasi kelompok, menfokuskan pembahasannya kepada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Bahasan teoritis meliputi dinamika kelompok, efisiensi dan efektifitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan.

Komunikasi organisasi menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasai melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasannya meliputi struktur dan dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia manusia, komunikasi dan proses pengorganisasisan, serta kebudayaan organisasi.

Komunikasi sosial menurut Astrid adalah salah satu bentuk komunikasi yang lebih intensif, dimana komuniksi terjadi secara langsung antar komunikator dan komunikan, sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial, melalui kegiatan ini terjadilah aktualisasi dari bergbagai masalah yang dibahas. Komunikasi sosial sekaligus suatu proses sosialisasi dan untuk pencapaian stabilitas sosial, tertib sosial, penerusan nilai-nilai lama dan baru yang diagungkan oleg suatu masyarakat melalui komunikasi soaisl kesadaran masyarakat dipupuk, dibina dan diperluas. Melalui komunikasi sosial, masalah-masalah sosial dipecahkan melalui konsesus.

Pengertian komunikasi massa menurut MC. Quil adalah komunikasi yang berlangsung pada tingkat masyarakat luas. Pada tingkat ini komuniksi dilakukan dengan menggunakan media massa.

4. Konsep Sosiologi Komunikasi

Menurut Bungin (2006 : 27-31), sosiologi komunikasi terdiri dari 4 konsep yang sekaligus menjadi ruang lingkup sosiologi komunikasi. Ke-empat konsep tersebut yakni sosiologi, masyarakat, komunikasi, dan teknologi media/informasi.

4.1. Sosiologi

(Selengkapnya ada di bagian 1.1 di artikel ini)

Yang dimaksud dengan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial termasuk di dalamnya berbagai aktifitas atau gejala sosial yang kemudian menghasilkan perubahan-perubahan sosial.

4.2. Masyarakat

(Selengkapnya ada di bagian 1.2 di artikel ini)

Masyarakat merupakan salah satu ruang lingkup dari sosiologi komunikasi. Artinya bahwa masyarakat merupakan salah satu yang dibahas dalam sosiologi komunikasi. Apa itu masyarakat? Sebetulnya, masyarakat merupakan objek dari sosiologi. Masyarakat terdiri dari kumpulan orang-orang yang hidup berdampingan (hidup bersama) dalam suatu wilayah dan terikat oleh aturan-aturan atau norma-norma sosial yang mereka tentukan dan taati.

4.3. Komunikasi

(Selengkapnya ada di bagian 1.3 di artikel ini)

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris disebut communication, berasal dari bahasa Latin, communicatio. Kata communicatio berasal dari kata communis yang artinya sama. Komunikasi terdiri dari 5 unsur yakni:

  1. Komunikator (pemberi informasi)
  2. Pesan
  3. Media (saluran)
  4. Komunikan (penerima informasi/pesan)
  5. Efek (pengaruh).

4.4. Teknologi Komunikasi, dan Informasi

Teknologi komunikasi merupakan ruang lingkup ketiga dari sosiologi komunikasi.  Berbicara komunikasi, apalagi komunikasi massa tidak bisa kita pisahkan dari persoalan teknologi komunikasi dan informasi. Teknologi komunikasi merupakan salah satu saluran/channel yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Apa itu teknologi komunikasi?

Menurut Alter (Bungin, 2006 : 30), teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data.

Martin (Bungin, 2006 : 30) mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.

Berdasarkan definisi tersebut di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa teknologi komunikasi berhubungan erat dengan perangkat keras dan lunak yang dapat digunakan untuk memproses dan mengirimkan informasi.

5. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi

Adapun ruang lingkup kajian sosiologi komunikasi adalah gejala, pengaruh dan masalah sosial yang disebabkan oleh komunikasi. Ruang lingkup kajian sosiologi, yaitu pengaruh atau akibat-akibat sosial yang terjadi atau ditimbulkan oleh komunikasi. Dalam hal ini yang menjadi perhatian utama adalah bagaimana masalah sosial itu terjadi. Aspek komunikasi apa atau yang bagaimana yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut. Dan dalam bahasan mata kuliah sosiologi komunikasi ini akan difokuskan pada sosiologi komunikasi massa. Pada dasarnya antara penelitian dibidang komunikasi dengan sosiologi komunikasi tidak mempunyai hubungan yang langsung. Akan tetapi penelitian dibidang komunikasi mempunyai kecenderungan untuk melakukan penelitian tentang:

  1. Struktur, pusat perhatian, perilaku masyarakat yang menjadi sasaran komunikator, maksudnya bagaimana sesuatu peran itu disampaikan, ataupun apakah yang akan menjadi pusat perhatian penelitian tersebut.
  2. Efektifitas komunikasi massa, maksudnya sejauh mana pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh komunikasi massa.
  3. Efek-efek sosial dari komunikasi massa, maksudnya bagaimanakah pengaruh sosialdari komunikasi massa. Dan inilah sebenarnya yang menjadi salah satu bidang kajian sosiologi komunikasi massa.

Dengan memperhatikan lingkup kajian sosiologi komunikasi tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa komunikasi dengan media massa mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu, disamping itu berbagai aspek komunikasi lainnya dapat pula menimbulkan akibat-akibat atau pengaruh sosial lainnya, misalnya, sistem komunikasi dapat menimbulkan pengaruh sosiologis, unsur-unsur komunikasi dapat menimbulkan pengaruh sosiologis dsb. Gejala-gejala sosiologis yang terbentuk Dalam berbagai kemungkinan sbb:

  1. Suatu sistem komunikasi massa dapat menimbulkan pengaruh terhadap masyarakatnya, maksudnya, suatu sistem akan menentukan bagaimana suatu kegiatan itu akan dilaksanakan, sehingga hal ini juga mengandung suatu pengertian bahwa sistem komunikasi massa akan mempengaruhi masyarakatnya, misalnya sistem komunikasi massa komunis mempunyai pengaruh tertentu kepada masyarakatnya.
  2. Sistem komunikasi massa dapat menyampingkan media komunikasi tradisional yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
  3. Sistem komunikasi massa merupakan sarana yang kuat dan luwes untuk menpengaruhi masyarakat sehingga suatu sistem komunikasi massa dapat menimbulkan pengaruh sosiologis yang kuat.
  4. Sistem komunikasi massa dapat menimbulkan sikap dan pandangan yang seragam terhadap gejala sosial tertentu, maksudnya, sistem tersebut dapat mempengaruhi penilaian masyarakat mengenai suatu masalah sosial tertentu yang ditimbulkan oleh media komunikasi massa.
Sumber:
1. Tetap Semangat! | Materi Pelajaran

LihatTutupKomentar